Senin, 21 Maret 2011


CARA MENGAJAR MENURUT TEORI BELAJAR
Oleh : Arjuna Putra Aldino

A.    Teori Behavioristik
Menurut teori ini belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi stimulus dan respon. Seseorang dianggap belajar jika menunjukan perubahan tingkah laku yang Nampak saja tanpa memperhatikan proses belajar itu sendiri. Siswa dianggap belajar jika berhasil mengulangi apa yang guru tersebut ajarkan.

·         Contoh cara mengajar pada teori ini adalah
a)      Guru menjadi sumber belajar satu-satu nya
b)      Guru bersikap otoriter
c)      Masih menggunakan prinsip hafalan dan pengulangan
d)     Adanya hukuman jika siswa melakukan kesalahan akibatnya siswa mengalami beban psikologis menjadi si “terhukum”
e)      Disiplin dianggap penentu kesuksesan bukan kompetensi siswa secara specific
f)       Komunikasi berjalan satu arah
g)      Guru menentukan apa yang harus dipelajari siswa, siswa tidak dibiarkan mandiri
h)      Tingkat keberhasilan siswa hanya bergantung pada penguatan yang diberikan oleh guru yaitu penguatan negative ( penambahan tugas, menggeleng, kening berkerut ) dan penguatan positif ( juara kelas ) seharusnya penguatan positif diberikan sesuai kemampuannya seperti penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari dll.
i)        Siswa dianggap pasif, otak nya hanya berfungsi sebagai penjiplak dan mengajar dianggap sebagai proses pentransferan pengetahuan.
j)        Dalam evaluasi hasil belajar hanya ada satu jawaban yang benar, jika siswa tidak menjawab apa yang guru tersebut inginkan maka ia belum dianggap belajar.

·         Mata pelajaran yang cocok menggunakan teori ini adalah
a)      Olah Raga ( karena membutuhkan pembiasaan dan ketepatan yang mutlak)
b)      Percakapan bahasa
c)      Yang berhubungan dengan spontanitas
d)      Yang berkaitan dengan kecepatan
e)      Mengetik
f)       Menari
g)      Yang berhubungan dengan melatih anak-anak usia dini ( karena membutuhkan dominasi peran orang dewasa, pembiasaan, peniruan dan senang diberi bentuk penghargaan secara langsung seperti diberi permen atau pujian)
catatan :  - Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangatlah bersifat sementara, hukuman mendorong si “terhukum” mencari cara lain ( meskipun salah dan buruk ) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat mendorong si “terhukum” melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk dari kesalahan yang diperbuatnya.

B.     Teori kognitif
Menurut teori ini, belajar adalah perubahan presepsi atau pemahaman tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajrnya, bukan sekedar tingkah laku yang Nampak saja karena tingkah laku seseorang ditentukan oleh presepsi atau pemahamannya. Proses belajar pun perlu diperhatikan.



·         Contoh cara mengajar pada teori ini adalah
a)      Guru harus bertindak sebagai fasilitator, Menyediakan sumber-sumber belajar yang variatif.
b)        Guru harus mengetahui dan mengecek pengetahuan yang dipunyai siswa sebelumnya.
c)      Guru harus dapat menciptakan suasana dan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga materi pelajaran dapat diingat lebih lama oleh siswa ( efek yang membekas )
d)     Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan
e)      Menyediakan berbagai alternative pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara
f)       Melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar
g)      Menggunakan system kerjasama dengan lingkungan atau dengan guru, teman melalui diskusi, kerja kelompok dll
h)      Memperhatikan gaya belajar siswa ( visual, audial, kinestetik )
i)        Memperrhatikan karakteristik siswa ( usia, tingkat pendidikan, faktor social ekonomi, budaya atau etnis )
j)        Penggunaan berbagai media ( game, film, media grafis dll ) sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif, dalam pemilihan media haruslah memperhatikan gaya belajar dan karakteristik siswa.
k)      Melibatkan siswa secara emosional dan social sehingga siswa lebih tertarik dan mau belajar. 
l)         Mendorong siswa untuk mandiri sehingga ia memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi
m)    Siswa dilatih memecahkan masalah melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
n)      Siswa didorong untuk menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya ( visual, audial, kinestetik )
o)      Guru sebagai obyek dan siswa sebagai subyek, dimana perubahan pada siswa sendiri keseluruhan berada ditangan mereka sendiri..
p)      Kelas tidak didominasi oleh guru berceramah karena siswa dituntut berpartisipasi aktif
q)      Menekankan discovery learning

·         Mata pelajaran yang cocok menggunakan teori ini adalah
a)      Bahasa Indonesia ( mengarang, puisi, bercerita dll )
b)      Matematika
c)      Sains yang berbasis pada ekperimen dan riset
d)     Sejarah
e)      Sosiologi
f)       Ekonomi
g)      Dan mapel IPS lainnya

C.    Teori kontruktivistik
Menurut teori ini, belajar adalah mengkonruksikan pangetahuan atau mencari dan mengembangkan pengetahuan. Teori ini percaya bahwa si pebelajar mampu mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berfikir dan tantangan yang dihadapinya, menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistic dan teori dalam satu banguna yang utuh.

·         Contoh cara mengajar pada teori ini adalah
a)      Guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator
b)      Guru berperan sebagai Teman yang membuat situasi menjadi kondusif untuk terjadinya kontruksi pengetahuan siswa
c)      Belajar adalah pencarian informasi baru dan mengajar adalah membantu siswa mencari informasi baru dan mengkontruksikannya.
d)     Guru Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan dengan melibatkan pengalaman kongkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep siswa melalui kenyataan kehidupan sehari-hari
e)      Guru mengintegrasikan pembelajaran sehingga terjadi transmisi social yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama antara siswa dengan orang lain, baik dengan sesama siswa atau pun dengan guru.
f)       Guru memberi kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa mereka sendiri.
g)      Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif
h)       Guru memberi kesempatan siswa untuk mencoba gagasan baru
i)        Guru Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa
j)        Guru Mendorong siswa untuk selalu melakukan inovasi dengan gagasan mereka sendiri
k)      Guru bukan sumber belajar satu-satu nya
l)        Bukan kepatuhan siswa yang dituntut dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru
m)     Evaluasi bukan melihat pada Hasil tetapi pada proses belajar yang telah dijalani dan dilalui oleh siswa
n)      Guru lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalamannya.
o)      Penilaian belajar bukan sekedar menguji ingatan dan pemahaman siswa tetapi pada tingkat berfikir analisis, sintesis, evaluasi serta kesimpulan siswa.
p)      Evaluasi ditujukan terhadap kedalaman, keluasan siswa dalam memakai gaya bahasa serta kejelasan dan keruntutan pikirannya dalam mengemukakan gagasan baik secara lisan maupun tulisan.

·         Mata pelajaran yang cocok menggunakan teori ini adalah
a)      Mapel yang berbasis masalah ( studi kasus ) seperti Matematika, fisika, kimia, atau biologi
b)      Mapel yang erat kaitannya dengan eksperimen
c)       IPS ( Geografi,ekonomi,sosiologi dan sejarah)
d)     Mapel yang erat kaitannya dengan Observasi
e)      Wawancara
f)       Pembuatan laporan

Catatan : untuk penerapan Teori Kognitif dan Kontruktivistik, kelas tidak didominasi guru berceramah akan tetapi penyediaan modul, tugas, praktikum, sarana audio visual, ketersediaan buku-buku diperpustakaan, akses internet, diskusi, presentasi, dan evaluasi dari teman dan guru mutlak diperlukan ( evaluasi agar si pebelajar dapat mawas diri ).

D.     Teori Humanistik
Menurut teori ini, tujuan belajar adalah memanusiakan manusia. Dengan kata lain, proses belajar dianggap berhasil jika si pebelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi dirinya dengan sebaik-baiknya.

·         Contoh cara mengajar pada teori ini adalah
a)      Guru membantu masing-masing siswa untuk mengenal diri mereka sendiri Sebagai manusia yang unik.
b)      Guru membantu siswa dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
c)      Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses
d)     Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya
e)      Guru percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan belajar secara alami
f)       Guru harus merespon perasaan siswa
g)      Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
h)      Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
i)        Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
j)        Menyesuaikan isi kerangka berfikir siswa (penjelasan untuk memantapkan kebutuhan segera dari siswa).
k)      Tersenyum pada siswa
l)        Belajar yang significant terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
m)    Guru harus menerapkan Fredom to Learn  karena Belajar yang menyangkut perubahan di dalam presepsi mengenai dirinya sendiri (siswa) dianggap mengancam dan cenderung ditolaknya.
n)      Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
o)      Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
p)      Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya
q)      Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar itu
r)       Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari
s)       Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.

·         Adapun proses yang harus dilalui jika anda menerapkan cara mengajar dengan teori  ini antara lain :
a)      Merumuskan tujuan belajar yang jelas
b)      Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat  jelas, jujur dan positif.
c)      Mendorong siswa untuk peka, berfikir kritis, memaknai proses belajar secara mandiri.
d)     Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri.
e)      Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukan.
f)       Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
g)      Guru Memberi kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
h)      Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

·         Mata pelajaran yang cocok menggunakan teori ini adalah
a)      Materi yang bersifat kepribadian, hati nurani, perubahan sikap.
b)      Analisis
c)      Pembahasan tentang fenomena social.

·         Indikator keberhasilan pada teori ini adalah
a)      Siswa merasa senang
b)      Bergairah
c)      Berinisiatif dalam belajar
d)     Terjadi perubahan pola pikir dan sikap atas kemauan sendiri
e)      Menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikan oleh pendapat orang lain
f)       Mampu mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.

Catatan : - Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai  atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa Matematika atau Sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa bahkan merasa tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang  untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu, guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia presepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha mengubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.


Daftar Pustaka
Budiningsih, C.A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta 
H, Djali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
 M, Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Muhibin, Syah. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Smaldino, Sharon E, James D. Russel, Robert Heinich, & Michael Molenda. Instructional Technology and Media for Learning 8th Ed. New Jersey : Pearson Merrill Prentice Hall, 2005.


Model ASSURE menciptakan pengalaman belajar

A.    Pengertian Model ASSURE
Adalah jembatan antara peserta didik , materi dan semua bentuk media, berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengesumsikan belajar bukan hanya di dalam kelas seperti pertemuan kuliah/ buku teks, tetapi juga menggabungkan pembelajaran di luar kelas dan teknologi yang digunakan.

B.     Enam Proses belajar menurut Model ASSURE
a)      Analyze Learners
b)      State Objective
c)      Select Methods, Media dan Materi
d)     Utilize Media and Materials
e)      Require Learners participation
f)       Evaluate and revise

C.    Langkah-langkah model ASSURE dalam pembelajaran
1.      Analisis pembelajaran ( Analyze Learners )
Ada 3 langkah dalam meganalisis dalam merealisasikan model ASSURE :
a)      Karakteristik umum
Gambaran keseluruhan dari kelas, seperti jumlah siswa, usia, tingkat pendidikan, faktor social ekonomi, budaya atau etnis, keanekaragaman dll. Sehingga dapat membantu pendidik dalam memilih  metode pembelajaran dan media.
b)      Kompetensi spesifik
Yaitu kemampuan baik atau kurangnya pengetahuan/intelektual dan ketrampilan yang ada pada peserta didik sebelum memenuhi syarat yang akan dicapai.
c)      Gaya belajar
Yaitu gambaran secara garis besar mengenai gaya belajar peserta didik, dalam hal psikologis seperti gaya belajar audial, visual dan kinestetik. Lalu pendidik memilih dan menentukan pengelolaan informasi dari kebiasaan peserta didik, dimana kecenderungan peserta didik dalam menanggapi respon dan memproses informasi kognitif.
Faktor fisiologis dan motivasi pun perlu diperhatikan, faktor fisiologis seperti perbedaan seksual, kesehatan dan kondisi lingkungan.
Sedangkan faktor motivasi seperti kecemasan, tingkat struktur, motivasi berprestasi, kehati-hatian dan daya saing.

2.      State objective ( Perumusan tujuan )
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perumusan adalah :
a)      Tentukan ABCD yaitu
·         Audience
instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan pembelajar bukan pada apa yang harus dilakukan pengajar. Jadi pebelajar menjadi sasaran utama dalam proses pengembangan.
·         Behavior
Yaitu pendeskripsian kemampuan baru yang harus dimiliki pebelajar setelah melakukan proses pembelajaran dan harus dapat diamati dan diukur.
·         Condition
Sebuah kondisi dimana kemampuan dan ketrampilan peserta didik dapat diamati dan diukur. Dengan kata lain, kondisi lingkungan belajar harus dilibatkan beserta peralatan, media dan referensi yang digunakan atau pun tidak.
·         Degree
kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar.
b)        Mengklasifikasikan Tujuan
Klasifikasi tujuan dilakukan menurut jenis hasil pembelajarannya. Ada  kategori pembelajarannya yaitu :
·         Domain Kognitif
Yaitu belajar dengan melibatkan kemampuan intelektualnya seperti kemampuan secara verbal, non verbal dan visual.
·         Domain Afektif
Yaitu belajar dengan melibatkan perasaan dan nilai-nilai seperti kasih sayang, rasa belas kasihan, keindahan, toleransi dll.
·         Domain Skill
Yaitu belajar yang melibatkan ketrampilan motorik seperti atletik, manual, dan ketrampilan fisik lainnya.
·         Domain interpersonal
Yaitu belajar dengan melibatkan lingkungan sekitar seperti interaksi social, sosialisasi dan hubungan si pebelajar dengan masyarakat lainnya.
3.      Select Methods, Media, and Material
Dalam opsi ini yang perlu ketahui adalah tidak ada satu metode yang melebihi metode yang lain dan tidak satu metode yang menyenangkan dan dapat menjawab kebutuhan pebelajar secara seimbang dan menyeluruh. Semua metode saling melengkapi dan kembali kepada karakteristik dan gaya belajar si pebelajar itu sendiri.
a)      Metode yang digunakan harus tepat untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
b)      Media yang digunakan harus sesuai dengan gaya belajar dan latar belakang atau pengalaman si pebelajar.
c)      Materi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan karakteristik si pebelajar.

4.      Utilize Media and Materials ( memanfaatkan media dan materi )
Sebelum memanfaatkan media dan materi, ada beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu :

a)      Preview Materi
Pendidik harus terlebih dahulu mengecek materi yang akan digunakan sebelum menyampaikan materi tersebut. Dan selama proses pembelajaran pendidik menentukan materi yang tepat untuk peserta didik dan memperhatikan tujuannya.
b)      Memperiapkan bahan
Pendidik harus mengumpulkan materi dari bentuk yang rinci sampai ke bentuk yang umum atau global dan mengurutkan materi yang akan disampaikan. Penentuan dan pengecekan media pun perlu dilakukan sebelum media tersebut digunakan.
c)      Menyiapakan lingkungan belajar
Pendidik harus dapat mengatur dan menggunakan materi dan media sesuai dengan lingkunga sekitar.
d)     Menyiapkan pebelajar
Dalam hal menyiapkan pebelajar, pendidik harus memberitahukan kepada pebelajar tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan kepada peserta didik bagaimana ia dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasinya.
e)      Memberikan pengalaman belajar
Pendidik harus dapat memberikan pengalaman belajar dengan menciptakan suasana belajar yang bermakna, bukan semata-mata percobaan.
           
5.      Require Learner Participation ( pebelajar memerlukan partisipasi )
Pendidik harus dapat melibatkan peserta didik aktif dalam belajar, sehingga kemampuannya terlatih dengan kemandiriannya dalam menghadapi masalah belajarnya dan perkembangannya pun dapat berkembang melalui keterlibatan aktifnya dalam belajar.
Dalam proses pengaktifan si pebelajar perlu melibatkan adanya sentuhan psikologis antara lain :

a)      Behavioris yaitu tanggapan atau respon dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang ditampakan pebelajar
b)      Kognitifis yaitu informasi atau pengetahuan yang diterima pebelajar dapat memperkaya struktur konitifnya atau skema mentalnya.
c)      Kontruktivis yaitu pengetahuan yang diterima oleh pebelajar akan mempunyai efek yang membekas jika mereka dihadapkan dalam konteks yang nyata atau mengalami langsung setiap aktivitas dalam proses pembelajaran.
d)     Social yaitu umpan balik atau respon dari pengajar atau teman dalam proses pembelajaran dapat dijadikan bahan ssi pebelajar untuk mawas diri.

6.      Evaluate and revises ( evaluasi dan revisi )
Setelah kelima langkah telah dilalui, saatnya menilai dari semua langkah yang telah dtempuh. Penilaian bukan hanya pada hasil atau tingkat ketercapaian si pebelajar dalam memperolen pengetahuan akan tetapi evaluasi dilakukan pada proses dimana ia sudah sukses dalam belajar. Dan evaluasi pada pengaruh media terhadap pembelajaran serta melakukan perbaikan pada tiap langkah yang ditempuh jika ada kesalahan atau kekurangan.

Label

Connect With Us

Instructions

Recomended

Label

Pengikut

About Me

Foto saya
yogyakarta, DIY, Indonesia
ayo belajar
Powered By Blogger

ARJUNA BELAJAR

belajar adalah mencari pengetahuan

Cari Blog Ini

Pages